SUKACITA DI TENGAH PANDEMI

SUKACITA DI TENGAH PANDEMI

Khotbah Minggu 29 , Maret 2020

PF ; Pdt. Dr. Selamet Yahya Hakim

 

Shalom saudaraku,.

Sebagai orang Kristen saya sangat bersyukur selalu punya Alkitab, yang sering sekali kita abaikan, bagi saya Alkitab adalah pendamping hidup dalam perjalanan hidup kita saat kita percaya Yesus sampai kita pulang ke rumah Bapa di Surga, dalam Alkitab ini bukan saja kita mengenal siapa Allah yg besar kuasanya, tetapi Alkitab ini menjadi sukacita kita ketika kita membaca kita renungkan. Dia memberikan kekuatan pengharapan bagi kita saat dunia terasa berat tidak ada pengharapan. Firman Tuhan selalu menyala menjadi terang bagi kita, itu sebabnya hari ini saya mengajak saudara untuk membaca satu bagian Firman Tuhan kita buka dari kitab HABAKUK. Dalam Kitab Habakuk ini kita bisa melihat bagaimana Habakuk menghadapi tantangan. Kita percaya jika habakuk bisa di kuatkan maka saudara di tempat ini pun akan mendapatkan kekuatan yang sama bahkan lebih dari itu , kita bisa bersukacita ditengah situasi yang belum membaik seperti ini.

Habakuk 1:4
Saudara, tidak di tulis latar balakang Habakuk, siapa dia, kapan dia hidup, tetapi  Firman Tuhan menjelaskan tentang hambanya yg rendah hati dan setia, tidak pernah menonjolkan diri, yang jelas apa yang di tuliskan adalah Firman Tuhan dan itu menjadi prinsip Hamba Tuhan. Firman yang harus di tinggikan di dalam hidup kita. Saudara, Habakuk hidup di zaman Nabi Yeremia, kalau kita tarik di Raja-Raja, dia hidup di zaman Raja Yoyakim, Yoyakim adalah raja terakhir di Yehuda yang mana sebentar lagi kerajaan ini hancur dan babel datang menyerang dan semua orang-orang ini di angkut ke pembuangan. Apa yg menjadi pergumulan Habakuk pada zaman itu? saudara,  kita melihat pasal 2, dia berteriak penindasan, penindasan itu apa? kekuasan yang di salahgunakan, orang berkuasa menggunakan kekuasaanya untuk dirinya, ini yg di sebut degan penindasan.

Kalau sudah demikian maka apa yang terjadi? hukuman keadilan terbalik hukuman itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas, bagi orang-orang kecil hukuman itu begitu keras, tapi bagi orang berkuasa hukuman itu tidak ada hukuman, bukan lagi menjadi alat untuk mencapai keadilan tetapi hukuman menjadi alat untuk memperkuat kekuatan. Itu sebabnya Habakuk berkata penindasan, dia melihat itu semua dari atas sampai ke bawah. Hatinya sedih dan berseru kepada Tuhan, penindasan tidak Kau tolong. Saudara, habakuk ingin ketika penindasan ini terjadi habakuk ingin Tuhan langsung memberhentikannya. tetapi fakta waktu itu habakuk tidak mendapat campur tangan Tuhan yang turun saat itu, dan yang lebih parah saudara, ayat selanjutnya, ayat 5 (itu jawaban Tuhan ayat 6, habakuk berseru kepada Tuhan kapan penindasan ini berakhir.

Kemudian dalam habakuk 2:4, Habakuk tidak mendapat jawaban dari Tuhan, tetapi yang Tuhan berikan pada Habakuk ayat 4 ini , yang artinya selama engkau mengimani Allah itu baik dan percaya kepada Dia maka disitulah sumber kehidupan! Allah membawa kita melewati pergumulan ini supaya kita masuk pada 1 titik hanya percaya kepadaNya saja. Kita tahu tentang janda sampar yg memiliki sedikit terigu sedikit minyak, bahan makanan menipis ketika Nabi Elia datang bahan makanan ini diolah menjadi roti dan di serahkan pada Nabi Elia,
dia serahkan semua di dalam penyerahannya, dia percaya tangan Tuhan, apa yang terjadi saudara? buli-buli minyak dan tempat terigu itu tidak pernah habis sampai masa kelaparan selesai. Hari ini Tuhan mengajak kita untuk berdiam diri dan memandang kepada Dia saja, karena Dia yang tidak mungkin menjadi mungkin. Habakuk tidak melihat realita tetapi dia memandang Allah yang penuh kuasa dan di dalam pandangannya dia percaya bahwa orang yang benar akan hidup oleh percayanya. Dia menggunakan kacamata iman untuk melihat segala perkara di dunia ini, kalau kita percaya Allah akan memberi lebih dari yang kita pikirkan , maka percayalah Allah akan memberi kita lebih dari yang kita pikirkan. Dulu saat kita berdosa Yesus Kristus mati di atas kayu salib, lebih-lebih saudara saat ini kita sudah menjadi anakNya, pemeliharaan Allah dalam hidup kita tidak pernah hilang. waktu berdosapun mau mati bagi kita , lebih-lebih sekarang kita sudah menjadi anakNya. Oleh sebab itu setelah Habakuk mendapat penglihatan ini dia berubah total, berubah dalam pengetahuan dan pikirannya.
pasal 3;17,18 .

Saudara, walau seluruh dunia terkena covid_19, tetapi saya akan tetap bersyukur kepada Tuhan, memuji Tuhan, akan tetap berkata Tuhan itu baik, dasar Firman ini membuat nabi Habakuk tersenyum.
ayat 19, kalau pertama dia teriak “penindasan” maka yang terakhir bersukacita seperti rusa yang melompat-lompat, mari kita melompat di dalam hati dengan penuh sukacita, kenapa? karena Tuhan yang kita sembah tidak pernah meninggalkan kita, walaupun kita banyak pergumulan. covid 19 belum berlalu tetapi Tuhan tidak pernah berubah, Dia yang selalu memberi keselamatan bagi kita, orang benar yang hidup oleh percaya,  Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.