PENDERITAAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN
1 TAW. 21:1-17
Pst. Dr. Selamet Yahya Hakim
Pengantar
1 Tawarikh 21:1-17 berpadanan dengan 2 Samuel 24:1-17. Alur peristiwa yang 1 Tawarikh 21:1disampaikan serupa dengan sedikit detail yang saling mengisi. Namun perlu diperhatikan, ada yang menarik dari peristiwa yang disampaikan oleh kedua perikop diatas. Yaitu justru pada permulaaan atau pengantar peristiwa tersebut, yaitu pada ayat yang pertama di masing-masing perikop.
1 Tawarikh 21:1, dikatakan: Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
Bandingkan dengan 2 Samuel 24:1, dikatakan: Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda.”
Hal ini seharusnya menjadi pertanyaan kita semua. Ada apa dengan kedua perikop yang bertutur tentang peristiwa yang sama, namun mempunyai awalan yang saling bertolak belakang. Menarik untuk direnungkan.
Pada 1 Taw. 21:1
|
2 Samuel 24:1
|
Pertanyaannya:
- Mengapa penulis menggunakan di 1 Tawarikh 21:1, dengan Iblis membujuk Daud… ?
- Sedangkan di 2 Samuel 24:1, dengan Allah menghasut Daud…?
- Ada apa antara Allah dan Iblis?
- Salahkah bila raja Daud melakukan sebuah konsensus bagi rakyatnya?
- Ada apa dengan Daud?
Latar Belakang
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas perlu kita mendalami latar belakang kisah tersebut dengan baik.
Peristiwa ini diawali pada Daud dan kerajaannya, dalam kondisi negeri dan bangsa yang sangat kuat di Timur Dekat[1] saat itu, Kerajaan Daud (Israel) ditakuti bangsa lain. Israel yang walaupun secara jumlah dan luasnya negeri terbilang kecil, namun tak ada yang dapat bertahan selama Daud berkuasa. Mendengar bahwa Jahweh yang adalah Allah bagi Israel, bangsa-bangsa disekeliling Israel takut dan segan. Kerajaan Daud saat itu dalam kondisi yang prima, top diantara bangsa-bangsa lainnya. Perekonomian baik, kesejahteraan negeri pada kondisi yang mumpuni. Politik luar negerinya kuat. Bargaining Powernya hebat.
Renungan
Hal tersebut perlu menjadi permenungan. Salahkah semuanya itu, dari apa yang dijabarkan diatas. Jawabannya tentunya tidak, namun akan menjadi salah bila ada udang dibalik batu.
Allah mengijinkan iblis mencobai Daud, untuk melihat apakah Daud sungguh-sungguh mempunyai hati yang tulus, ataukah Daud mempunyai maksud yang tersirat. Iblis hanya bisa memberikan sugesti atau membisikkan hal yang jahat kepada Daud, namun hanya Daud yang dapat mmenolak tawaran Iblis yang jahat itu. Daud masuk dalam jebakan Iblis.
- Apakah jebakan yang dipasang iblis bagi Daud? Kesombongan!
Motivasi. Ya motivasi Daud melakukan konsensus adalah sebuah kesombongan. Dia berpikir bahwa apa yang selama ini ia raih dan capai, adalah karena kekuatan, keberanian dan kehebatannya sendiri.
Dalam Yesaya 14:12-15, dikatakan bahwa si Bintang Fajar (Ibrani – “Hêlēl”) = Lusifer (Latin = dari lux, lucis, “cahaya“, dan “ferre“, “membawa” è Pembawa terang) telah jatuh karena ingin menyamai dan mengambil kedudukan Allah. Kejatuhan si Bintang Fajar adalah karena Kesombongan. Lupa diri, menganggap dirinya lebih besar dari Sang Pencipta, yaitu Allah.
Saudara-saudaraku yang terkasih, Kesombongan adalah salah satu dosa yang mematikan/fatal. Bisa dikatakan dosa-diatas segala dosa.
- 2 kali sudah Daud jatuh, pada dosa yang sama. Pertama, Daud menggunakan kekuasaannya dengan sangat salah untuk merebut isteri orang, Batsyeba dari Uria panglimanya Daud sendiri. Kedua, menghitung jumlah tentara dan bangsanya yang besar dan kuat. Semuanya karena dasar kesombongan.
Hal tersebut diatas bukanlah hanya terjadi dijaman Daud, sebelum dan sesudah Daud, bergulir dalam kisah Alkitab sampai dengan hari ini. Bagaimana manusia dalam kesombongannya tidak mengindahkan firman Tuhan. Ketentuan-ketentuan Allah dianggapnya sepi.
Topik ini adalah fakta, dimana gara gara sekelompok orang yang jahat, iblis, setan duduk di kursi kekuasaan dan mereka menimbulkan penderitaan bagi banyak umat manusia.
Kapan berakhir? Sampai Tuhan datang kedua kali, dan menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali intensitasnya makin bertambah. Sementara itu kita yang hidup ditengah tengah kondisi kesusahan. Itu semua karena Ego, yang tidak dapat menempatkan dirinya dengan semestinya yaitu sebagai hamba bagi Allah dan bagi manusia. Lupa bahwa sukses dalam kehidupan baik materi maupun spiritual itu karena Tuhan. Peraihan semua itu yang dicapai Daud dan kita semua, hanyalah kemurahan Tuhan semata. Jangan lupa itu.
Kalau tidak, beginilah jadinya:
- Beda pendapat
- Demonstrasi
- Pertikaian
- Mau menang sendiri
- Merasa berkuasa
- Merasa dirinya kebal hukum
- Parahnya merasa dirinya seperti Allah
Wah, kalau sudah begitu, penyalahgunaan kekuasaan pasti terjadi, dan murka Tuhan, tinggal tunggu tanggal mainnya.
Refleksi Diri
- Akhirnya jadilah seperti ini, dimana Ketamakan mengakibatkan banjir, bencana dimana-mana. Manusia berulah, alam menderita, manusia juga yang harus menanggung akibatnya.
- Suami yang sewenang wenang menimbulkan penderitaan.
HUT kali ini, terkena efek dari kondisi yang buruk ini. Namun diatas itu semua bagaimana kita tetap bersyukur dalam kesusahan. Ini tidak gampang. Namun bukan berarti mustahil.
Implikasi
Firman Tuhan kali ini, memberi kita semua beberapa pesan kehidupan:
- Ingatlah bahwa Tuhanlah pemberi hidup.
- Tuhan adalah sumber segala yang baik, jangan dirusak oleh motivasi manusia yang cenderung jahat.
- Kesombongan adalah kejatuhan telak manusia
- Kesombongan diikuti keserakahan, menyingkirkan kemutlakan Allah atas kita, hal tersebut datngkan petaka bagi manusia.
- Pesan yang telak bagi kita yang bertahan didalam kebenaran Tuhan, adalah dapatkah kita bertahan dalam kebenaran-Nya sekalipun dunia semakin hancur dalam kesombongan dan kejahatannya?
Untuk poin ke 5 ini, Tuhan berpesan bahwa kita harus tetap waspada dari kesombongan manusia, dan sekalipun dunia ini semakin hari semakin rusak karena kesombongan dan kerakusan manusia, mereka yang hidup setia didalam Tuhan jangan patrah semangat, dan merasa terpuruk.
Tetaplah kita bersyukur dan bersukacita. Dalam 1 Tesalonika 5:18 TB, dikatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Bertahan dalam kebenaran Allah dan tetap bersyukur. Mengapa? Karena ada3 alasan bagi kita untuk tetap bersyukur di tengah kesusahan, saya pakai theology jus jeruk,
- kesusahan adalah blender atau jusher.
- Blender atau jusher adalah alat untuk memisahkan sari dengan ampas.
- Hasil dari pemisahan ini adalah peningkatan harga.
- Kesusahan adalah blender bukan buldoser.
Iman kita mengatakan bahwa ikut Tuhan bukan berarti tidak ada kesusahan . Dari kecil saya sudah ikut Tuhan, yang namanya susah atau penderitaan bukan sesuatu yang baru, masalah datang bertubi tubi. Namun saya percaya bahwa saya sudah hidup didalam Tuhan, dan Rencana Tuhan adalah Yeremia 29:11 dan Roma 8:28, dengan ayat ini masakan Tuhan merancang sesuatu yang buruk bagi saya, jika faktanya ada kesusahan maka saya melihat kesusahan sebagai blender atau jusher.
- Blender atau jusher adalah alat untuk memisahkan sari dengan ampas. Disini saya melihat bukan kesusahannya, melainkan tujuan dari kesusahan tersebut.
Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu m akan penderitaan yang kami alami n di Asia Kecil. o Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami 1 . 1:9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah p yang membangkitkan orang-orang mati.
Jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri. Bahasa lain dari kalimat ini adalah supaya jangan sombong. Sebab akar kesombongan adalah kehancuran. Jadi sebelum kita hancur, Tuhan lebih dahulu menghancurkan kita (inilah prinsip Jusher).
Coba lihat orang sekeliling kita, sebelum Cov 19 dan setelah Cov 19. Coba bandingkan betapa kecilnya Cov 19, tidak bertangan, tidak berotot, tidak bersuara dan tidak berotak, tetapi telah membuat manusia, yang bertangan, berotot, bersuara dan berotak terdiam dan bersembunyi dibalik maskernya.
Dan pada akhirnya membuat mereka mencari Tuhan yang sebelumnya berkata tidak ada Tuhan.
Tuhan menggunakan jusher kesusahan supaya kita mencari dia, agar dalam hidup kita , kita seperti air jush yang terpisah dari ampasnya.
- Peningkatan harga dari buah menjadi jush. Harga buah sekilo $20-30. Garga Jush segelas $30, satu kilo buah menghasilakn 4-5 gelas jush, itu artinya blender atau jusher mengakibatkan harga buah meningkat 4-5 kali.
Pernahkah anda melihat anak yang mengalami pembentukan dengan anak yang dimanja, bagaimana kualitas anak anak tersebut jika dilakukan perbandingan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu-yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api-sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. (1 Petrus 1:7)
Hari hari ini , Tuhan sedang mencari umatNya yang teruji imannya, karena mereka lah yang akan menduduki negeri, maksudnya dipakai Tuhan untuk maksud yang mulia.
- Oleh karena itu bersyukurlah ditengah kesusahan yang sedang kita hadapi, jangan mundur , tetap setia, yakin dan percaya dibalik semua ini adalah nilai kekal yang Tuhan berikan buat kita.
- Tetaplah rendah hati, tidak sombong atau menyombongkan diri bilamana Tuhan mengangkat kita dari keterpurukan dan meraih sukses dalam kehidupan.
[1] Pertama kali digunakan pada tahun 1856, istilah “Timur Dekat” didefinisikan secara khusus terhadap Timur Jauh dan merujuk pada wilayah di Asia yang berada di sebelah barat India. … Ini biasanya merujuk pada Asia barat daya, khususnya Turki, Lebanon, Suriah, Irak, Israel, Yordania, Arab Saudi dan negara-negara lain di Semenanjung Arab. – https://www.dictionary.com/e/east/