“ Kepuasan Hidup ”

“ Kepuasan Hidup ”

Ibadah Minggu, SPIN

“ KEPUASAN HIDUP ”

25 November 2018

 

          Setiap manusia mempunyai ukuran tersendiri berkaitan dengan kepuasan hidup yang di jalaninya.

          Ada yang merasa puas jika sudah cukup makan, ada karena memiliki sesuatu atau menjadi seseorang yang terkenal.

        Seperti apa yang pernah disampaikan seorang Psikolog kondang pada tahun 1950-an, Abraham Maslow, pencetus konsep psikologi humanistik, dan Aktualisasi Diri, dimana teori  tersebut menghasilkan konsep psikologi baru pada jamannya, yaitu “Teori Hirarki Kebutuhan” ( “Hierarchy of Needs” ). Menurut Maslow, bahwa seorang manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang secara hirarki harus dipenuhi, bila tidak manusia akan menderita sakit. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut Maslow mempunyai jenjang kepentingan sesuai yang pada saat itu sangat dibutuhkan. 1)

         Dalam kisah Lukas 2:25-32, ada seorang yang bernama Simeon. Dia sudah tua, dan dalam sisa hidupnya dia menanti hanya satu hal saja , yaitu berjumpa dengan Yesus. Dikatakan oleh Roh Kudus bahwa Simeon tidak akan mati sebelum ia berjumpa  dengan sang Mesias yang dijanjikan itu. Hal itu menjadi kerinduan Simeon yang mendalam. Akhirnya pada saat yang sudah ditentukan Allah, perjumpaan itu terwujud.  

         Di ayat 29, dia berkata, biarlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera.  Kalimat yang diucapkannya adalah kalimat kepuasan.

         Dan dia bukan sekedar mengucapkannya tapi ia benar benar merasakan sukacita yang didapat dari perjumpaannya dengan Yesus. Yang menjadi pertanyaan saya adalah , apa yang dilakukan oleh Yesus sehingga ia begitu puas? Bukankah pada waktu Simeon berjumpa dengan Yesus, Yesus masih dalam wujud bayi. Simeon melihat dengan iman bahwa Yesus membawa keselamatan bagi manusia.

        Keselamatan yang dimaksud adalah sebuah penerimaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang berdosa. Lewat penerimaan tersebut Allah memberikan pengampuan bagi mereka yang menyambut penerimaan tersebut.

Apa yang dilihat dengan iman oleh Simeon nyata lewat pelayanan Yesus. Dalam tiga kisah kita bisa melihat bagaimana Yesus menerima manusia berdosa apa adanya:

  1. Kisah dalam Yoh 4:1-25. Yesus menerima perempuan Samaria yang berbeban berat, penuh kepahitan dan rasa malu dengan bercakap cakap dengan nya.
  1. Kisah Lukas 19:1-10. Yesus mau menumpang Zakheus orang berdosa.
  1. Kisah Lukas 23:42-43. Yesus mengundang seorang penjahat untuk ke Firdaus. Coba renungkan lebih dalam siapa si Penjahat, dan seperti apa Firdaus, sungguh sebuah perbandingan yang sangat berbeda.Namun Yesus berkata,” hari ini juga engkau bersama Aku di Firdaus.

        Yesus melakukan 3 hal, yaitu mengajak bicara, menumpang di rumah dan menerima orang berdosa di Firdaus. Inilah yang dimaksud dengan Penerimaan. Dan bukankah yang merupakan kebutuhan utama manusia adalah Pnerimaan. Bukan sekedar diterima menjadi teman atau anggota keluarga, tetapi diterima sebagai manusia yang seutuhnya. Dan siapa yang bisa menerima saudara dan saya? Dialah Yesus.

Tidak heran jika Simeon begitu bersukacita berjumpa dengan Yesus. Apakah anda ingin merasakan sukacita ini? Terimalah Yesus di hatimu.


           1) Tom Butler Bowdon on, “ 50 Psychology Classic “, Abraham Maslow, – Nicholas Brealby Publishing – London, Boston. Chapter 34, page 194.