PERCAKAPAN DENGAN WANITA SAMARIA

PERCAKAPAN DENGAN WANITA SAMARIA

Yohanes 4:1-42

“Percakapan Yesus Dengan Wanita Samaria”

Minggu 01 Desember 2019

Pdt. Feybe Lumanauw
(Gereja GMIM Manado)

 

Yesus menyuruhnya untuk datang dengan suami tetapi prempuan ini menjawab tidak punya suami, dan sebenarnya Yesus tahu “memang yang bersama-sama denganmu bukan suamimu” secara sengaja Yesus ingin mengatakan “engkau pecinta lelaki” seperti itu dalam hati Yesus.

Perikop tentang wanita Samaria ini adalah perikop yang kontroversial, mengapa? karena Yesus yang adalah seorang rabi berbicara dengan seorang perempuan, kita bicara tentang prempuan, kita tahu bahwa status sosial prempuan itu tidak sama dengan. Laki2 dalam kehidupan israel, yahudi perempuan itu tidak ada bedanya dengan ternak lainnya (jadi seorang laki2 memiliki kambing, domba sama saja dengan memiliki perempuan pada saat itu) tetapi itu dalam kehidupan masyarakat Yahudi pada saat itu, jadi terasa aneh seorang rabi seperti Yesus berbicara dengan seorang perempuan, apalagi kalau ditelusuri status sosial perempuan itu tidak benar, melakukan asusila, melakukan hal-hal yang tidak benar, yang amoral. yang menarik adalah bahwa Yesus mengabaikan aturan-aturan itu, Dia melewati batas dan Dia berbicara dengan wanita Samaria ini, kita perhatikan cara pendekatan Yesus itu berbeda Yesus menerima eprempuan itu apa adanya ini mengambarkan gereja yang ditempatkan Tuhan dimana saja harus menerima umat Tuhan harus apa adanya, bukan ada apanya terima keberadaannya, jangan memaksa kehendak kita apapun kondisinya, kira-kira petunjuk seperti apa yang membuat wanita ini berbeda?

  1. Tau Tentang Yesus
  2. Tau Tentang Peradatan Umat Israel Dan Samaria.
  3. Tau Tentang Moral Beriman.

Tetapi apa yang terjadi? Dia tidak menjadi seorang yang beriman, ia tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan dia tidak menjadi orang percaya, itu di nanti ada transformasi setelah dia berbicara dengan Yesus, karena kelemahan yang ia miliki di tengah orang yang tersingkir kehidupan masyarakat mau pergi ke sumur ia harus melihat jam, “jangan saya pergi pas ada banyak orang” disumur bisa saja mengosip dan mendatangkan teman-teman yang tidak baik, kita bisa saja menyudutkan seseorang, itu yang dihindari wanita samaria  “saya tidak mau pergi ke sumur pada waktu pagi atau sore saya mau pergi di tengah hari tidak ada orang-orang” hal seperti itu juga bisa kita rasakan sebagai orang yang berdosa ada rasa minder kita merasa “saya tidak layak untuk bergaul dengan orang banyak” karena keterbatasan kita, kelemahan dan keberdosaan kita, hal2 seperti itu sering muncul tetapi tidak disangka, di saat orang menghindari dia dan dia menghindar dari orang banyak Tuhan berjumpa dengan dia, kadang dalam hidup kita, kita merasa hal-hal yang demikian membuat kita ditinggalkan banyak teman, kita merasa terasing sekalipun kita hiduo di tengah jemaat, dan masyarakat tetapi cara Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya itu di luar akal budi manusia, apa yang tidak mungkin bagi manusia sangat mungkin bagi Tuhan.

Dia bertemu dengan Tuhan dan percakapan yang terjadi di sumur itu, bukan menjatuhkan dia dari persekutuan tetapi justru mendekatkan dia dengan Tuhan, sumur ini terjadi hanya lambang atau kesegaran atau memuaskan mereka yang haus tetapi juga simbol tempat pertemuan kita dengan Tuhan, kita membutuhkan sumur kehidupan, sumur yang dapat menyegarkan iman kehidupan kita di SPIn ini ada banyak sumur yang memberikan kesegaran sumber mata air yang memberikan kehidupan kita menyadari telah melewatkan masa lalu jangan lagi bertahan dengan masa lalu yang tidak jelas, kita menjemput masa depan yang jelas setelah meminum air kehidupan misal sebelum masuk SPIn kita merasa tidak mampu untuk terlibat dalam pelayanan, tetapi karena ada penguatan-penguatan dan ada air kehidupan yang luar biasa yang Tuhan salurkan melalui hamba-hamba-Nya di tempat ini.

Ada seorang ibu di Manado, pada ibadah kaum ibu, ibu Sandra ini datang terlambat seperti tidak menyiapkan diri, meski datang terlambat dia tetapi mempertahankan ingin berdoa syafaat, doa syafaat itu panjang, kita berdoa untuk pemerintah pusat sampai daerah para janda semua didoakan, ibu Sandra saking gengsinya tinggi tidak mau melepaskan tugas doa, dia sudah simpulkan semua “Tuhan kami berdoa untuk ibu-ibu janda dari tingkat pusat sampai daerah” seharusnya pemerintah pusat sampai daerah, maka aminlah lalu ribut semua, tetapi setelah doa berkat, ibu Sandra yang pede aja lalu ada teman di samping dia “eeh mae tua, salah tadi komang, dapa lia salah. Dia jawab salah dimana dang? Iya tadi ada bilang ibu janda di tingkat pusat sampai daerah, eeeh memang ada! Memangnya ada? Ibu Sandra jawab iya ada kalau janda tingkat pusat itu Titik Puspa, ? gak mau kalah dia.

Disini terjadi ada janda tingkat pusat atau daerah tapi internasional / global.

yang ingin disampaikan firman Tuhan saat ini “jangan pernah kita merasa minder dengan keberadaan kita, Tuhan memberikan kekuatan yang luar biasa, walau perempuan dianggap enteng oleh banyak orang, kontroversi itu harus dilawan dengan melakukan hal yang baik.

Bertransformasi seperti wanita Samaria ini, dari perempuan yang tidak baik menjadi baik jangan yang dari 6 suami menjadi 5 suami.

Ada yang bersaksi, “Puji Tuhan dulu saya peminum berat, sehari habis 5 botol sekarang cuma 4 botol”. Tranformasi pertobatan kita harus totalitas, kehidupan kita benar-benar diperbaharui. Beralih dari orang yang dibersihkan dipulihkan seperti wanita Samaria ini, punya lompatan yang luar biasa, dari perempuan berdosa dia dipulihkan diampuni dan menjadi seorang yang misionaris. ini luar biasa! Saya sudah berjumpa dengan Yesus dan mengalami kehidupan yang luar biasa yang disematkan oleh Tuhan, kita ini wanita Samaria masa kini harus mempunyai kepercayaan diri.