“ SUKACITA BESAR “
(Sukacita Besar)
Lukas2:10-14
Pdt. Chandra Tuoos
09 Desember 2018
(satu nasehat dua persepsi)
Sebuah Ilustrasi yang dimulai dengan, dimana mengisahkan dua orang kakak beradik yang ditinggal mati ayahnya. Di menit terakhir sebelum sang ayah wafat, ia memberikan wasiat kepada kedua orang anaknya. Sang ayah-pun berpesan kepada kedua putranya itu.
Nasehat ayah demikian; “Anak-anakku janganlah kalian menagih hutang dari orang yang berhutang pada kalian dan kalian jangan pernah terkena sinar matahari langsung.” Begitulah wasiat sang ayah kepada kedua anaknya.
Sepuluh tahun setelah kematian sang ayah, kedua kakak beradik tersebut hidup mandiri dan memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Ibu yang telah lama tak menemui anaknya, kemudian bertamu ke rumah kedua anaknya dalam kurun waktu yang berbeda.
Si ibu pertama kali mengunjungi rumah anaknya yang pertama. Si ibu tak menyangka bahwa keadaan anak pertamanya kini tidak karuan. Toko yang dibangun kini telah bangkrut. Rumahnya pun kian tak terurus. Tubuhnya kurus layaknya orang kurang gizi. Si ibu bertanya kenapa demikian. Anak pertama menjawab bahwa ia melakukan apa yang dinasehatkan ayahnya kepadanya. Tokonya bangkrut karena sering dihutangi orang lain dan ia tidak pernah menagih hutang dari orang yang berhutang padanya. Ia juga tidak pernah pergi bekerja dan terkena sinar matahari secara langsung. Ia mempunyai sepeda namun ia menggunakan taksi untuk bolak balik dari rumah ke tempat kerja, demi menghindari matahari. Si ibu terdiam dan tidak mampu berkata apa-apa karena itulah nasehat suaminya.
Di lain hari, si ibu pergi ke tempat tinggal anak bungsunya. Keadaan yang berbeda justru dialami oleh si anak bungsu.Si anak bungsu ternyata sukses, tokonya berkembang besar dan pesat. Si ibu berpikiran bahwa si anak bungsunya tak mematuhi nasehat suaminya. Namun ibu salah. Si anak bungsu juga patuh dengan nasehat ayahnya. Lalu bagaimana bisa si bungsu hidup sukses ?
Ternyata si bungsu tak pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang padanya. Karena ia juga tak pernah meminjamkan uang atau menghutangi orang lain.
Selanjutnya, ia juga tak pernahterkena sinar matahari dan ia hanya mempunyai sepeda. Namun dia pergi ke toko sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Sehingga banyak pelanggan yang sering membeli di tokonya karena tokonya buka lebih pagi dan tutup lebih larut.
Kesimpulan cerita ini, adalah bahwa setiap orang mempunyai pola pandang yang berbeda-beda., paham yang berbeda-beda, juga sikap dan reaksi yang berbeda-beda terhadap sebuah nasehat.
Moral dari cerita diatas ini,adalah bahwa, menjadi sukses dalam hidup, juga tergantung dari pola pandang dan sikap kita yang mana, itu menentukan langkah-langkah kita kedepannya dalam menyikapi hidup.
Relevansi
Ilustrasi diatas ini memberikan kepada kita sebuah gambaran, bahwa keberhasilan dalam hidup tergantung daritanggapan kita terhadap sebuah masalah atau tantangan. Pola pandang yang benar menentukan kita berhasil atau tidaknya dalam kehidupan kita.
Kesamaan Pandang
Pada Lukas 2:10-14, menampilkan sebuah peristiwa, yang dituturkan sebagai peristiwa besar dan suatu kabar luar biasa bagi umat Israel, bahwa Sang Juruselamat telah datang hadir ditengah-tengah mereka. Namun yang menjadi pertanyaannya saat itu dan mungkin menjadi suatu keraguan yang tak terpaparkan dalam penuturan peristiwa ini adalah, Juruselamat macam apa pula yang lahir di sebuah kandang ternak dan diletakkan di palungan.(Lukas 2:11,12)
Ini terkesan suatu kontradiksi penuturan. Orang Israel mengharapkan bahwa Juruselamatnya lahir dikalangan istana raja, atau dikalangan para bangsawan yang handal, pintar, bijaksana dan berpengaruh. Apa yang hebat yang keluar dari sebuah kandang ternak.